Banyak
pendapat dari kalangan tasawuf tentang definisi istilah kata tasawuf dan
berbagai kata ta’rif ini sebenarnya memiliki esensi yang sama hanya berbeda
dalam mengungkapkannya saja. Secara etimologi pengertian tasawuf itu antara
lain ;
1.
Tasawuf berasal dari istilah
yang dikonotasikan “Ahlu Suffah” ( ) yang berarti kelompok orang dimasa
Rosululloh yang hidupnya banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka
mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Alloh Swt.
2.
Ada yang mengatakan tasawuf itu
berasal dari kata “shafa” berarti nama bagi orag-orang yang “bersih” atau
“suci” maksudnya oarng-orang yang mensucikan dirinya dihadapan Tuhannya.
3.
“shaf” ini dinisbahkan kepada
orang-orang yang ketika sholat berada di shaf terdepan.
4.
Ada yang menisbahkan dengan
bahasa Grik atau Yunani, yaitu “saufi” (istilah ini disamakan maknanya dengan
kata “hikmah” berarti bijaksana.
5.
Dikatakan juga dengan kata
“shuf” berarti bulu domba atau wool, karena pada zaman dulu orang sufi banyak
memakai pakaian wool.
Pengertian
secara istlah (terminologi) banyak pendapat yang dirumuskan para ahli, tapi
kami dapat menyimpulkan dari pendapatnya Al-Junaidi. Ilmu tasawuf adalah ilmu
yang mempelajari usaha membersihkan diri, berjuang memerangi hawa nafsu,
mencari jalan kesucian dengan ma’rifat menuju keabdian, saling mengingat antara
manusia, serta berpegang teguh pada janji Alloh mengikuti syari’at Rosululloh
dengan mendekatkan diri dan mencapai keridhoan-Nya.
B.
Proses Masuknya Islam di Asia
Tenggara
1.
Perdagangan
Pada
taraf permulaan saluran islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu-lintas
perdagangan pada abad ke-7 sampai ke-16 M membuat pedagang-pedagang muslim
berdatangan dari berbagai negeri. Islamisasi melalui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan. Para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa,
mereka berhasil mendirikan masjid, sehingga jumlah mereka menjadi banyak.
2.
Perkawinan
Jalur
perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim
dengan anak bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat
proses islamisasi.
3.
Tasawuf
Tasawuf
dan tariqad, bersamaan dengan para pedagang ke Indonesia datang pula ulama,
da’i dan sufi pengembara dan diangkat menjadi penasehat/ pejabat di kerajaan
dan kemudian kemudian para sufi menyebarkan Islam dengan cara membentuk kader
mubaliq dam melalui karya-karya tulis
4.
Pendidikan
Para
pedagang muslim menguasai kekuatan perekonomian dan dijadikan pusat
pengembangan pendidikan dan penyebaran Islam
5.
Kesenian
Penyebaran
Islam dikembangkan dengan melalui seni seperti seni arsitektur dan seni
kaligrafi dan berbagai seni lain yang bercorak Islam.
6.
Politik
Di
Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini. Kemenangan kerajaan Islam secara politik
banyak menarik penduduk masuk Islam.
C.
Peranan Tasawuf dalam
Penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara
Salah
satu proses islamisasi yang terjadi di asia tenggara adalah tasawuf. Peranan
tasawuf ini tidak dapat dilupakan dalam perkembangan islam di asia tenggara.
Dalam
penyebaran agama islam di asia tenggara, pengajar-pengajar tasawuf atau para
sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas
oleh masyarakat di asia tenggara. Kaum sufi itu ibarat pakar psikologi
yang menjelajahi segenap penjuru negeri demi menyebarkan kepercayaan Islam.
Dari kemampuan memahami spirit Islam sehingga dapat berbicara sesuai dengan
kapasitas (keyakinan dan budaya) audiensnya.[2]
Tidak
bisa dipungkiri bahwa kaum para sufi mahir dalam soal magis. Tentunya dibawah
kekuasaan yang masa kuasa, mereka mampu membanu dalam bidang pengobatan.
Seperti yang kita ketahui, pada masa itu tentunya ilmu kedokteran belum
berkembang seperti sekarang ini. Jadi di bidang kesehatan para sufi mampu dalam
penyembuhan masyarakat, misalnya dengan rukiah, dll.
Sebagian
para sufi juga ada yang menikah dengan puteri - puteri bangsawan
setempat. Hal ini juga mempercepat penyebaran agama islam di asia tenggara.
Dengan
tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
Tasawuf adalah faktor terpenting bagi tersebarnya Islam
secara luas di Asia Tenggara. Karena ” Islam Pertama” yang diperkenalkan di
Jawa, adalah Islam dalam corak sufi. Islam dalam corak demikian itulah yang
paling mampu memikat lapisan bawah, menengah dan bahkan bangsawan. Tasawuf
berusaha dengan hati hati merubah idiom-idiom budaya lama (Animisme, Hindu,
Budha) yang berkaitan dengan pandangan dunia (worldview), kosmologi,
mitologi, dan keyakinan takhayul agar tidak bertentangan dengan Islam.
Wadah-wadah lama yang dipakai, isinya diganti. Peninggalan kejeniusan masa
silam masih dapat terlihat dalam upacara daur hdiup, upacara desa dan
semacamnya. Dalam upacara tersebut, orang biasanya menyediakan makanan, tetapi
do`anya bukan untuk para ”dewa-dewa”, namun ditujukan sebagai permohonan kepada
Allah, Tuhan Sang Maha Pencipta, dan makanannya dimakan bersama-sama setelah
memanjatkan do`a.
Kegemilangan tasawuf tersebut tentu saja tidak terlepas
dari peranan dan kontribusi tokoh-tokoh tasawuf. Tokoh-tokoh yang memiliki
sifat dan watak yang lebih kompromis dan penuh kasih sayang. Tasawuf memang
memiliki kecenderungan yang tumbuh dan berorientasi kosmopolitan, tidak
mempersoalkan perbedaan etnis, ras, bahasa, dan letak geografis. Dakwah Islam
yang dilakukan kaum sufi berkembang cukup berhasil dan keberhasilan itu terutama
ditentukan oleh pergaulan dengan kelompok- masyarakat dari rakyat kecil dan
keteladanan yang melambangkan puncak kesalehan dan ketekunan dengan memberikan
pelayanan-pelayanan sosial, sumbangan, dan bantuan dalam semangat kebersamaan
dan rasa persaudaraan murni.
D. Penyebaran Agama
Islam Oleh Para Sufi
Salah satu saluran islamisasi di asia tenggara adalah
saluran tasawuf. Seperti yang kita ketahui, para sufi mahir dalam bidang
penyembuhan. Namun demikian, peran tasawuf dalam penyebaran agama islam di asia
tenggara tidak terbatas dengan magis tersebut. Ada beberapa hal yang dilakukan
oleh paraa sufi dalam islamisasi masyarakat asia tenggara.
Pertama adalah pendidikan. Para sufi menyebarkan ajaran
islam dan mengajarkan masyarakat tentang aturan aturan dan syariat islam. Salah
satunya adalah dalam bentuk pondok pondok pesantren. Para sufi mengajarkan ilmu
islam pada masyarakat setempat. Melalui pesantren ini, banyak dihasilkan santri
santri yang kemudian juga menyebarkan agama islam.
Yang kedua adalah melalui seni. Sebagian dari para sufi
juga ahli di bidang seni. Meraka menciptakan seni seni yang bernuansakan islami
untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus mengajarkan syariat islam pada
para penonton yang tidak lain adalah masyarakat asia tenggara. Adapun seni yang
dikembangkan dapat berupa syair syair, wayang, atau seni seni lain.
Selanjutnya, para sufi juga ada yang menikah dengan putri
putri bangsawan setempat. Hal ini juga menjadikan penyebaran agama islam di
asia tenggara dapat berkembang dengan pesat.
E.
Tokoh
Tokoh Tasawuf yang Berperan dalam Islamisasi Asia Tenggara
1.
Sheikh Ali Abdullah . Dikatakan dia
adalah seorang bangsa Arab yang dahulunya tinggal di Patani,beliau
telah mengislamkan raja Kelantan[3].
2.
Sheikh Abdullah bin Syeikh
Ahmad bin Sheikh Ja’far Qaumiri dari negeri Syahrir, Yaman. Beliau sampai di
Kedah pada tahun 531 Hijrah. Beliau berhasil mengislamkan Sri Paduka Maharaja
dan menteri-menterinya[4].
3.
Syarif Kebungsuan. Nama asalnya
ialah Syarif Muhammad bin Zainal Abidin yang datang dari negeri Johor yang
menyebarkan islam di filiphina. Adapun Syarif Zainal Abidin itu diketahui
adalah keturunan Rasulullah yang menyebarkan Islam di Johor
4.
Syekh
Hamzah Al-fansuri
Syeikh Hamzah Fansuri adalah
seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka yang diperkirakan
hidup antara pertengahan abad ke-16 sampai awal abad ke-17. Nama gelar atau
takhallus yang tercantum di belakang nama kecilnya memperlihatkan bahwa
pendekar puisi dan ilmu suluk ini berasal dari Fansur, sebutan orang-orang Arab
terhadap Barus, sekarang sebuah kota kecil di pantai barat Sumatra yang
terletak antara kota Sibolga dan Singkel [5]
Syekh Hamzah al-fansuri
merupakan tokoh tasawuf yang menyebarkan agama islam dengan seni nya berupa
syair syair. Beliau terkenal dengan karya karyanya.
5.
Sunan Panggung atau Syeikh
Malang Sumirang
Yang memiliki nama asli Raden
Watiswara, diperkirakan hidup antara tahun 1483-1573 m. Beliau putra dari Sunan
Kalijaga hasil perkawinan dari Siti Zaenab Saudara Sunan Gunungjati. Menurut
Babad Jalasutra sebelum di jatuhi hukuman bakar hidup-hidup, ia memiliki istri
Wasi Bagena dari Jatinom Klaten yang masih cucu Brawijaya 8.
[3]http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp? y=2008&dt=0505&pub=Utusan_Malaysia&sec=
Bicara_Agama&pg=ba_01.htm
[4]http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2008&dt=0505&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm
0 komentar:
Posting Komentar